DIALOG RASULULLAH DAN IBLIS
Suatu ketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis
agar menghadap Baginda Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya,
baik yang disuka maupun yang dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk
meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan dan
perisai umat manusia. Kemudian Malaikat itupun mendatangi Iblis dan
berkata : “Hai Iblis! Engkau diperintah
Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua rahasiamu dan
jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur. Jika engkau berdusta
walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu,
uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”. Mendengar ucapan
Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan, maka segera ia
menghadap Rasulullah saw dengan menyamar sebagai orang tua yang buta
sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai yang panjangnya seperti
ekor lembu.Iblis pun memberi salam sampai 3 (tiga) kali salam,
Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis berkata : “Ya
Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu
sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah : “Hai musuh
Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau coba menipuku
sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau keluar dari syurga,
kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh Habil yang masih saudaranya
sendiri, ketika sedang sujud dalam sembahyang kau tiup Nabi Ayub as
dengan asap beracun sehingga beliau sengsara untuk beberapa lama, kisah
Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan
kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga
beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat
hasutanmu. Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah
azza wa jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu. Aku
mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu
menemuiku?”.Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Engkau
dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul Anbiya. Aku datang atas
perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu
dari zaman Nabi Adam as hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap
apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan
sebenarnya, aku tidak berani menyembunyikannya”.Kemudian Iblispun
bersumpah menyebut nama Allah dan berkata : “Ya Rasulullah! Sekiranya
aku berdusta barang sepatahpun niscaya hancur leburlah badanku menjadi
abu”.Ketika mendengar sumpah Iblis itu, Nabipun tersenyum dan berkata
dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk menyiasati segala perbuatannya
agar didengar seluruh sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai
seluruh umatku.Pertanyaan Nabi (1) : “Hai Iblis! Siapakah musuh
besarmu?” Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling
besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”. Kemudian Nabipun
memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan. Sambung
Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia,
binatang dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali
dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah.
Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku
cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau
berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk
agama Islam, begitu juga aku berusaha menarik mereka kepada kekafiran,
murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan yang
benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di
dalamnya bersamaku”. Pertanyaan Nabi (2) : “Hai Iblis! Apa yang kau
perbuat terhadap makhluk Allah?” Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan
bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan
suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya.
Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai dengan
makanan dan minuman, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda,
emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya
dibelanjakan ke jalan yang haram.Demikian juga ketika pesta di mana
lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar
supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila terminum
arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan
tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang
perasaan hasad dengki hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih
antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu,
peminjam dan pencuri. Apabila mereka sadar akan kesalahan mereka lalu
hendak bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu supaya mereka
membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya mereka berbuat maksiat dan
mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena godaanku, datanglah rasa
ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang
tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat.
Demikianlah aku goda mereka setiap saat”. Pertanyaan Nabi (3) : “Hai
Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak
mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang
besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang
menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan
matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan
anggota badanmu? Jawab Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah dari Allah
Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat
sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah beribu-ribu tahun
menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu
langit ke langit yang lebih tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini
beribadah bersama para Malaikat beberapa waktu lamanya.Tiba-tiba datang
firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka
akupun membantah. Lalu Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam
as) dan seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat sujud kepada
lelaki itu, hanya aku saja yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka
kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu berubah
menjadi keji dan menakutkan. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah
menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti
Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam
kepada mereka. Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa
yang menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga
ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan
Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak.
Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya
Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan
hingga hari kiamat kelak.Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala
tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala
rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan balasan pahala
serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu
manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan
berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan
kehancuran. Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak
diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri rahasia karena
banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku
memaksa untuk naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api
yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat
itu dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah
pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut
manusia”. Pertanyaan Nabi (4) : Rasullullah bertanya “Hai Iblis! Apa
yang pertama kali kau tipu dari manusia?”Jawab Iblis : “Pertama kali aku
palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan juga dari segi
perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga,
akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan
terjerumus mengikuti kemauanku”. Pertanyaan Nabi (5) : “Hai Iblis! Jika
umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?” Jawab Iblis :
“Sungguh penderitaan yang sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah
tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda
manusia pada setiap anggota badannya. Beberapa iblis datang pada setiap
anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa bilangan raka’atnya,
bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa terburu-buru
supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya senantiasa
melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya senantiasa mendengar percakapan
orang dan bunyi-bunyi yang lain.Beberapa iblis yang lain duduk di
belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud
berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa
terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua membuat
berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu,
maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan hukuman yang berat”.
Pertanyaan Nabi (6) : “Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa
yang terjadi padamu?” Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an
karena Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku
lari dan menjauh darinya”. Pertanyaan Nabi (7) : “Jika umatku
mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?” Jawab Iblis :
“Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah
mencukupkan rukun Islamnya”. Pertanyaan Nabi (8) : “Jika umatku berpuasa
karena Allah, bagaimana keadaanmu?” Jawab Iblis : “Ya Rasulullah!
Inilah bencana yang paling besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal
bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh
Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah
akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala
yang amat besar serta tidak dicatat dosanya selama dia berpuasa. Yang
menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat,
bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam memohonkan
ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa
ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu
neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan
dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat
lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah
Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan
tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan
besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam.
Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis
umatmu berpuasa, barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak
mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa
sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam
tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.Pertanyaan Nabi (9) : “Hai
Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?” Jawab Iblis : “Seluruh
sahabatmu termasuk musuh besarku. Tiada upayaku melawannya dan tiada
satupun tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri
telah berkata : “Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit,
jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk”. Sayyidina
Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya,
apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas
kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri
telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal
kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar.
Lagipula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan
anaknya, Sayyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal
Hadits-haditsmu.Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku tidak berani
memandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat
Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah seluruh
tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat
apalagi engkau telah mengatakan : “Jikalau ada Nabi sesudah aku, maka
Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta
pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar
‘Al-Faruq’.Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak bisa bertemu karena
lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang sabar,
penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak 2 (dua) kali.
Karena taatnya, banyak Malaikat datang menghampiri dan memberi hormat
kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau
mengatakan : “Barangsiapa menulis Bismillaahirrahmaanirrahiim pada kitab
atau kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti
pahala Usman mati syahid”.Sayyidina Ali bin Abi Thalibpun aku sangat
takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat
sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang
beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat
beribadah dan beliau adalah golongan orang pertama yang memeluk agama
Islam serta tidak pernak menundukkan kepalanya kepada berhala. Bergelar
‘Ali Karamullahu Wajhahu” dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga
‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata : “Akulah negeri segala ilmu
dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi menantumu, aku semakin ngeri
kepadanya”. Pertanyaan Nabi (10) : “Bagaimana tipu dayamu kepada
umatku?” Jawab Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam. Yang pertama,
seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama
yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah
dan meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah
pelita dunia dan pelita akhirat”. Yang kedua, umat tuan seperti tanah
yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat
amal saleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga, umatmu seperti Fir’aun,
terlampau tamak dengan harta dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka
akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya
ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja mengikuti kemauanku. Jadi dia
selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau menuntut ilmu, tidak pernah
beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan malas beribadah. Lalu
aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan apabila diizinkan
Allah dia menjadi kaya, maka aku rayu supaya lupa beramal, tidak
membayar zakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya.
Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia selalu bimbang
akan hartanya dan berangan-angan hendak merebut kemewahan dunia, benci
dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk
kemaksiatan”. Pertanyaan Nabi (11) : “Siapa yang serupa denganmu?” Jawab
Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang yang
belajar agama Islam”. Pertanyaan Nabi (12) : “Siapa yang membuat mukamu
bercahaya?” Jawab Iblis : “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi
palsu dan suka ingkar janji”. Pertanyaan Nabi (13) : “Apa yang kau
rahasiakan dari umatku?” Jawab Iblis : “Jika seorang Muslim buang air
besar dan tidak membaca do’a terlebih dahulu, maka aku gosok-gosokkan
najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari”. Pertanyaan Nabi (14) :
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau lakukan?” Jawab
Iblis : “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya dan membaca do’a
pelindung syaitan, maka aku lari dari mereka. Jika tidak, aku akan
bersetubuh dahulu dengan isterinya dan bercampurlah benihku dengan benih
isterinya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar berbuat maksiat,
malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya
sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku
santap makanannya lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka makan,
tidaklah mereka merasa kenyang”. Pertanyaan Nabi (15) : “Apa yang dapat
menolak tipu dayamu?” Jawab Iblis : “Jika berbuat dosa, maka
cepat-cepatlah bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan
perbuatannya. Apabila marah, segeralah mengambil air wudhu’, maka
padamlah marahnya”. Pertanyaan Nabi (16) : “Siapakah orang yang paling
engkau sukai?” Jawab Iblis : “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur
atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40
hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai
seperti pijat pada bulu itu”. Pertanyaan Nabi (17) : “Hai Iblis!
Siapakah saudaramu?” Jawab Iblis : “Orang yang tidur meniarap /
telungkup, orang yang matanya terbuka di waktu Subuh tetapi menyambung
tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian juga pada
waktu Dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya’, aku beratkan hatinya untuk
sholat”. Pertanyaan Nabi (18) : “Apa yang dapat membinasakan dirimu?”
Jawab Iblis : “Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan
tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Qur’an dan
sholat tengah malam”. Pertanyaan Nabi (19) : “Hai Iblis! ?” Apa yang
dapat memecahkan matamu?” Jawab Iblis : “Orang yang duduk di dalam
masjid dan beri’tikaf di dalamnya”. Pertanyaan Nabi (20) : “Apa lagi
yang dapat memecahkan matamu?” Jawab Iblis : “Orang yang taat kepada
kedua ibu bapaknya, mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian
mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda : Syurga itu di
bawah tapak kaki ibu
Majelis Al Khairiyyah Ibnu Jindan
Selasa, 13 Mei 2014
Kamis, 06 Maret 2014
Peringatan Maulid Baginda Nabi Besar Muhammad SAW
UNDANGAN TABLIG AKBAR & MAULIDURROSUL DARI MAJELIS DZIKIR & TA'LIM
" AL-KHAIRIYYAH IBNU JINDAN "
----------------------------------------
Assalamu'alaikum wr.wb
Bismillah wal hamdulillah wassholatu wassalamu a'la rosulillah wa a'la a'lihi wa sohbihi waman walah
Ammaba'du :
Kami atas nama keluarga besar MT.ALKHAIRIYYAH IBNU JINDAN mengundang antum semua muslimin & muslimat untuk memeriahkan maulidurrosul yg kami selenggarakan insya alloh pada waktu :
•Hari/tgl : 9 maret 2014 - minggu malem senin
•waktu : 19:45 WIB (ba'dal isya) - selesai
•tempat : jl.swadaya I/II kmp.ceger Rt:11/02 harapan jaya bekasi utara
(Depan RS.seto hasbadi)
» Insya alloh akan di hadiri :
*Al Habib Abdul Aziz Bin Muchsin Bin Jindan
*Al Habib Ahmad Bin Novel Bin Jindan
*Al Habib Ahmad Bin Ali assegaf(pimp.M.T Annurul kasyaf)
*Al Habib Sholeh Bin Muchsin Bin Jindan
*Al Habib Ahmad Al Atthos ( B.I.N)
*KH.Jauhar Maknun (pimp.ponpes nurhidayatul mubtadi'in - bekasi)
[ Demikian undangan ini
Diharap kehadiran nya antum smua
untuk umum pria & wanita ]
Di harap juga untuk di sebarkan undangan ini kesahabat fillah lain nya baik SMS,BC, dan JEJARING SOSIAL
Sukron,
Wasalamu'alaikum wr.wb
» Info lebih lanjut hub :
•CP : 087782742700 / 085694932128 (ust.malik)
" AL-KHAIRIYYAH IBNU JINDAN "
------------------------------
Assalamu'alaikum wr.wb
Bismillah wal hamdulillah wassholatu wassalamu a'la rosulillah wa a'la a'lihi wa sohbihi waman walah
Ammaba'du :
Kami atas nama keluarga besar MT.ALKHAIRIYYAH IBNU JINDAN mengundang antum semua muslimin & muslimat untuk memeriahkan maulidurrosul yg kami selenggarakan insya alloh pada waktu :
•Hari/tgl : 9 maret 2014 - minggu malem senin
•waktu : 19:45 WIB (ba'dal isya) - selesai
•tempat : jl.swadaya I/II kmp.ceger Rt:11/02 harapan jaya bekasi utara
(Depan RS.seto hasbadi)
» Insya alloh akan di hadiri :
*Al Habib Abdul Aziz Bin Muchsin Bin Jindan
*Al Habib Ahmad Bin Novel Bin Jindan
*Al Habib Ahmad Bin Ali assegaf(pimp.M.T Annurul kasyaf)
*Al Habib Sholeh Bin Muchsin Bin Jindan
*Al Habib Ahmad Al Atthos ( B.I.N)
*KH.Jauhar Maknun (pimp.ponpes nurhidayatul mubtadi'in - bekasi)
[ Demikian undangan ini
Diharap kehadiran nya antum smua
untuk umum pria & wanita ]
Di harap juga untuk di sebarkan undangan ini kesahabat fillah lain nya baik SMS,BC, dan JEJARING SOSIAL
Sukron,
Wasalamu'alaikum wr.wb
» Info lebih lanjut hub :
•CP : 087782742700 / 085694932128 (ust.malik)
Sabtu, 22 Februari 2014
Maulid Baginda Nabi Besar Muhammad SAW 1435 H
UNDANGAN TABLIG AKBAR & MAULIDURROSUL DARI MAJELIS DZIKIR & TA'LIM
" AL-KHAIRIYYAH IBNU JINDAN "
----------------------------------------
Assalamu'alaikum wr.wb
Bismillah wal hamdulillah wassholatu wassalamu a'la rosulillah wa a'la a'lihi wa sohbihi waman walah
Ammaba'du :
Kami atas nama keluarga besar MT.ALKHAIRIYYAH IBNU JINDAN mengundang antum semua muslimin & muslimat untuk memeriahkan maulidurrosul yg kami selenggarakan insya allah pada waktu :
•Hari/tgl : 9 maret 2014 - minggu malem senin
•waktu : 19:45 WIB (ba'dal isya) - selesai
•tempat : jl.swadaya I/II kmp.ceger Rt:11/02 harapan jaya bekasi utara
(Depan RS.seto hasbadi)
» Insya allah akan di hadiri :
*Al Habib Abdul Aziz Bin Muchsin Bin Jindan
*Al Habib Ahmad Bin Novel Bin Jindan
*Al Habib Sholeh Bin Muchsin Bin Jindan
*Al Habib Ahmad Al Atthos ( Badan Intelejen Negara)
*KH.Jauhar Maknun (pimp.ponpes nurhidayatul mubtadi'in - bekasi)
[ Demikian undangan ini
Diharap kehadiran nya antum smua
untuk umum pria & wanita ]
Di harap juga untuk di sebarkan undangan ini kesahabat fillah lain nya baik SMS,BC, dan JEJARING SOSIAL
Sukron,
Wasalamu'alaikum wr.wb
» Info lebih lanjut hub :
•CP : 087782742700 / 085694932128 (ust.malik)
• pin:277410E3
" AL-KHAIRIYYAH IBNU JINDAN "
------------------------------
Assalamu'alaikum wr.wb
Bismillah wal hamdulillah wassholatu wassalamu a'la rosulillah wa a'la a'lihi wa sohbihi waman walah
Ammaba'du :
Kami atas nama keluarga besar MT.ALKHAIRIYYAH IBNU JINDAN mengundang antum semua muslimin & muslimat untuk memeriahkan maulidurrosul yg kami selenggarakan insya allah pada waktu :
•Hari/tgl : 9 maret 2014 - minggu malem senin
•waktu : 19:45 WIB (ba'dal isya) - selesai
•tempat : jl.swadaya I/II kmp.ceger Rt:11/02 harapan jaya bekasi utara
(Depan RS.seto hasbadi)
» Insya allah akan di hadiri :
*Al Habib Abdul Aziz Bin Muchsin Bin Jindan
*Al Habib Ahmad Bin Novel Bin Jindan
*Al Habib Sholeh Bin Muchsin Bin Jindan
*Al Habib Ahmad Al Atthos ( Badan Intelejen Negara)
*KH.Jauhar Maknun (pimp.ponpes nurhidayatul mubtadi'in - bekasi)
[ Demikian undangan ini
Diharap kehadiran nya antum smua
untuk umum pria & wanita ]
Di harap juga untuk di sebarkan undangan ini kesahabat fillah lain nya baik SMS,BC, dan JEJARING SOSIAL
Sukron,
Wasalamu'alaikum wr.wb
» Info lebih lanjut hub :
•CP : 087782742700 / 085694932128 (ust.malik)
• pin:277410E3
Minggu, 09 Februari 2014
Sejarah Habib Salim Bin Jindan
Habib Salim bin Jindan - Jakarta, Ulama dan Pejuang Kemerdekaan
Ulama habaib Jakarta ini menguasai beberapa ilmu agama. Banyak ulama dan habaib
berguru kepadanya. Koleksi kitabnya berjumlah ratusan. Ia juga pejuang
kemerdekaan. Pada periode 1940-1960, di Jakarta ada tiga habaib yang seiring
sejalan dalam berdakwah. Mereka itu: Habib Ali bin Abdurahman Alhabsyi
(Kwitang), Ali bin Husein Alatas (Bungur) dan Habib Salim bin Jindan (Otista).
Hampir semua habaib dan ulama di Jakarta berguru kepada mereka, terutama kepada
Habib Salim bin Jindan - yang memiliki koleksi sekitar 15.000 kitab, termasuk
kitab yang langka. Sementara Habib Salim sendiri menulis sekitar 100 kitab,
antara lain tentang hadits dan tarikh, termasuk yang belum dicetak.
Lahir di Surabaya pada 18 Rajab 1324 (7 September 1906) dan wafat di Jakarta
pada 16 Rabiulawal 1389 (1 Juni 1969), nama lengkapnya Habib Salim bin Ahmad
bin Husain bin Saleh bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Jindan. Seperti
lazimnya para ulama, sejak kecil ia juga mendapat pendidikan agama dari
ayahandanya.
Menginjak usia remaja ia memperdalam agama kepada Habib Abdullah bin Muhsin
Alatas (Habib Empang, Bogor), Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhar (Bondowoso),
Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi (Surabaya), Habib Abubakar bin Muhammad
Assegaf (Gresik), K.H. Cholil bin Abdul Muthalib (Kiai Cholil Bangkalan), dan
Habib Alwi bin Abdullah Syahab di Tarim, Hadramaut.
Selain itu ia juga berguru kepada Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfagih, seorang
ahli hadits dan fuqaha, yang sat itu juga memimpin Madrasah Al-Khairiyah di
Surabaya. Bukan hanya itu, ia juga rajin menghadiri beberapa majelis taklim
yang digelar oleh para ulama besar. Kalau dihitung, sudah ratusan ulama besar
yang ia kunjungi.
Dari perjalanan taklimnya itu, akhirnya Habib Salim mampu menguasai berbagai
ilmu agama, terutama hadits, tarikh dan nasab. Ia juga hafal sejumlah kitab
hadits. Berkat penguasaannya terhadap ilmu hadits ia mendapat gelar sebagai
muhaddist, dan karena menguasai ilmu sanad maka ia digelari sebagai musnid.
Mengenai guru-gurunya itu, Habib Salim pernah berkata, "Aku telah berkumpul dan
hadir di majelis mereka. Dan sesungguhnya majelis mereka menyerupai majelis
para sahabat Rasulullah SAW dimana terdapat kekhusyukan, ketenangan dan
kharisma mereka." Adapun guru yang paling berkesan di hatinya ialah Habib Alwi
bin Muhammad Alhaddad dan Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf. Tentang mereka,
Habib Salim pernah berkata, "Cukuplah bagi kami mereka itu sebagai panutan dan
suri tauladan."
Pada 1940 ia hijrah ke Jakarta. Di sini selain membuka majelis taklim ia juga
berdakwah ke berbagai daerah. Di masa perjuangan menjelang kemerdekaan, Habib
Salim ikut serta membakar semangat para pejuang untuk berjihad melawan penjajah
Belanda. Itu sebabnya ia pernah ditangkap, baik di masa penjajahan Jepang
maupun ketika Belanda ingin kembali menjajah Indonesia seperti pada Aksi
Polisionil I pada 1947 dan 1948.
Dalam tahanan penjajah, ia sering disiksa: dipukul, ditendang, disetrum. Namun,
ia tetap tabah, pantang menyerah. Niatnya bukan hanya demi amar makruf nahi
munkar, menentang kebatilan dan kemungkaran, tetapi juga demi kemerdekaan tanah
airnya. Sebab, hubbul wathan minal iman - cinta tanah air adalah sebagian dari
pada iman.
Kembali Berdakwah
Setelah Indonesia benar-benar aman, Habib Salim sama sekali tidak mempedulikan
apakah perjuangannya demi kemerdekaan tanah air itu dihargai atau tidak. Ia
ikhlas berjuang, kemudian kembali membuka majelis taklim yang diberi nama
Qashar Al-Wafiddin. Ia juga kembalin berdakwah dan mengajar, baik di Jakarta,
di beberapa daerah maupun di luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Kamboja.
Ketika berdakwah di daerah-daerah itulah ia mengumpulkan data-data sejarah
Islam. Dengan cermat dan tekun ia kumpulkan sejarah perkembangan Islam di
Ternate, Maluku, Ambon, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Timor Timur, Pulau
Roti, Sumatera, Pulau Jawa. Ia juga mendirikan sebuah perpustakaan bernama
Al-Fakhriah.
Di masa itu Habib Salim juga dikenal sebagai ulama yang ahli dalam menjawab
berbagai persoalan - yang kadang-kadang menjebak. Misalnya, suatu hari, ketika
ia ditanya oleh seorang pendeta, "Habib, yang lebih mulia itu yang masih hidup
atau yang sudah mati?" Maka jawab Habib Salim, "Semua orang akan menjawab, yang
hidup lebih mulia dari yang mati. Sebab yang mati sudah jadi bangkai." Lalu
kata pendeta itu, "Kalau begitu Isa bin Maryam lebih mulia dari Muhammad bin
Abdullah. Sebab, Muhammad sudah meninggal, sementara Isa -- menurut keyakinan
Habib -- belum mati, masih hidup."
"Kalau begitu berarti ibu saya lebih mulia dari Maryam. Sebab, Maryam sudah
meninggal, sedang ibu saya masih hidup. Itu, dia ada di belakang," jawab Habib
Salim enteng. Mendengar jawaban diplomatis itu, si pendeta terbungkam seribu
bahasa, lalu pamit pulang. Ketika itu banyak kaum Nasrani yang akhirnya memeluk
Islam setelah bertukar pikiran dengan Habib Salim.
Habib Salim memang ahli berdebat dan orator ulung. Pendiriannya pun teguh.
Sejak lama, jauh-jauh hari, ia sudah memperingatkan bahaya kerusakan moral
akibat pornografi dan kemaksiatan. "Para wanita mestinya jangan membuka aurat
mereka, karena hal ini merupakan penyakit yang disebut tabarruj, atau
memamerkan aurat, yang bisa menyebar ke seluruh rumah kaum muslimin," kata
Habib Salim kala itu.
Ulama besar ini wafat di Jakarta pada 16 Rabiulawal 1389 (1 Juni 1969). Ketika
itu ratusan ribu kaum muslimin dari berbagai pelosok datang bertakziah ke
rumahnya di Jalan Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur. Iring-iringan para
pelayat begitu panjang sampai ke Condet. Jasadnya dimakamkan di kompleks Masjid
Alhawi, Condet, Jakarta Timur.
Almarhum meninggalkan dua putera, Habib Shalahudin dan Habib Novel yang juga
sudah menyusul ayahandanya. Namun, dakwah mereka tetap diteruskan oleh anak
keturunan mereka. Mereka, misalnya, membuka majelis taklim dan menggelar maulid
(termasuk haul Habib Salim) di rumah peninggalan Habib Salim di Jalan Otto
Iskandar Dinata.
Belakangan, nama perpustakaan Habib Salim, yaitu Al-Fachriyyah, diresmikan
sebagai nama pondok pesantren yang didirikan oleh Habib Novel bin Salim di
Ciledug, Tangerang. Kini pesantren tersebut diasuh oleh Habib Jindan bin Novel
bin Salim dan Habib Ahmad bin Novel bin Salim - dua putra almarhum Habib Novel.
"Sekarang ini sulit mendapatkan seorang ulama seperti jid (kakek) kami. Meski
begitu, kami tetap mewarisi semangatnya dalam berdakwah di daerah-daerah yang
sulit dijangkau," kata Habib Ahmad, cucu Habib Salim bin Jindan.
Ada sebuah nasihat almarhum Habib Salim bin Jindan yang sampai sekarang tetap
diingat oleh keturunan dan para jemaahnya, ialah pentingnya menjaga akhlak
keluarga. "Kewajiban kaum muslimin, khususnya orangtua untuk menasihati
keluarga mereka, menjaga dan mendidik mereka, menjauhkan mereka dari
orang-orang yang bisa merusak akhlak. Sebab, orangtua adalah wasilah
(perantara) dalam menuntun anak-anak. Nasihat seorang ayah dan ibu lebih
berpengaruh pada anak-anak dibanding nasehat orang lain."
Disarikan dari Manakib Habib Salim bin Jindan karya Habib Ahmad bin Novel bin
Salim
berguru kepadanya. Koleksi kitabnya berjumlah ratusan. Ia juga pejuang
kemerdekaan. Pada periode 1940-1960, di Jakarta ada tiga habaib yang seiring
sejalan dalam berdakwah. Mereka itu: Habib Ali bin Abdurahman Alhabsyi
(Kwitang), Ali bin Husein Alatas (Bungur) dan Habib Salim bin Jindan (Otista).
Hampir semua habaib dan ulama di Jakarta berguru kepada mereka, terutama kepada
Habib Salim bin Jindan - yang memiliki koleksi sekitar 15.000 kitab, termasuk
kitab yang langka. Sementara Habib Salim sendiri menulis sekitar 100 kitab,
antara lain tentang hadits dan tarikh, termasuk yang belum dicetak.
Lahir di Surabaya pada 18 Rajab 1324 (7 September 1906) dan wafat di Jakarta
pada 16 Rabiulawal 1389 (1 Juni 1969), nama lengkapnya Habib Salim bin Ahmad
bin Husain bin Saleh bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Jindan. Seperti
lazimnya para ulama, sejak kecil ia juga mendapat pendidikan agama dari
ayahandanya.
Menginjak usia remaja ia memperdalam agama kepada Habib Abdullah bin Muhsin
Alatas (Habib Empang, Bogor), Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhar (Bondowoso),
Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi (Surabaya), Habib Abubakar bin Muhammad
Assegaf (Gresik), K.H. Cholil bin Abdul Muthalib (Kiai Cholil Bangkalan), dan
Habib Alwi bin Abdullah Syahab di Tarim, Hadramaut.
Selain itu ia juga berguru kepada Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfagih, seorang
ahli hadits dan fuqaha, yang sat itu juga memimpin Madrasah Al-Khairiyah di
Surabaya. Bukan hanya itu, ia juga rajin menghadiri beberapa majelis taklim
yang digelar oleh para ulama besar. Kalau dihitung, sudah ratusan ulama besar
yang ia kunjungi.
Dari perjalanan taklimnya itu, akhirnya Habib Salim mampu menguasai berbagai
ilmu agama, terutama hadits, tarikh dan nasab. Ia juga hafal sejumlah kitab
hadits. Berkat penguasaannya terhadap ilmu hadits ia mendapat gelar sebagai
muhaddist, dan karena menguasai ilmu sanad maka ia digelari sebagai musnid.
Mengenai guru-gurunya itu, Habib Salim pernah berkata, "Aku telah berkumpul dan
hadir di majelis mereka. Dan sesungguhnya majelis mereka menyerupai majelis
para sahabat Rasulullah SAW dimana terdapat kekhusyukan, ketenangan dan
kharisma mereka." Adapun guru yang paling berkesan di hatinya ialah Habib Alwi
bin Muhammad Alhaddad dan Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf. Tentang mereka,
Habib Salim pernah berkata, "Cukuplah bagi kami mereka itu sebagai panutan dan
suri tauladan."
Pada 1940 ia hijrah ke Jakarta. Di sini selain membuka majelis taklim ia juga
berdakwah ke berbagai daerah. Di masa perjuangan menjelang kemerdekaan, Habib
Salim ikut serta membakar semangat para pejuang untuk berjihad melawan penjajah
Belanda. Itu sebabnya ia pernah ditangkap, baik di masa penjajahan Jepang
maupun ketika Belanda ingin kembali menjajah Indonesia seperti pada Aksi
Polisionil I pada 1947 dan 1948.
Dalam tahanan penjajah, ia sering disiksa: dipukul, ditendang, disetrum. Namun,
ia tetap tabah, pantang menyerah. Niatnya bukan hanya demi amar makruf nahi
munkar, menentang kebatilan dan kemungkaran, tetapi juga demi kemerdekaan tanah
airnya. Sebab, hubbul wathan minal iman - cinta tanah air adalah sebagian dari
pada iman.
Kembali Berdakwah
Setelah Indonesia benar-benar aman, Habib Salim sama sekali tidak mempedulikan
apakah perjuangannya demi kemerdekaan tanah air itu dihargai atau tidak. Ia
ikhlas berjuang, kemudian kembali membuka majelis taklim yang diberi nama
Qashar Al-Wafiddin. Ia juga kembalin berdakwah dan mengajar, baik di Jakarta,
di beberapa daerah maupun di luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Kamboja.
Ketika berdakwah di daerah-daerah itulah ia mengumpulkan data-data sejarah
Islam. Dengan cermat dan tekun ia kumpulkan sejarah perkembangan Islam di
Ternate, Maluku, Ambon, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Timor Timur, Pulau
Roti, Sumatera, Pulau Jawa. Ia juga mendirikan sebuah perpustakaan bernama
Al-Fakhriah.
Di masa itu Habib Salim juga dikenal sebagai ulama yang ahli dalam menjawab
berbagai persoalan - yang kadang-kadang menjebak. Misalnya, suatu hari, ketika
ia ditanya oleh seorang pendeta, "Habib, yang lebih mulia itu yang masih hidup
atau yang sudah mati?" Maka jawab Habib Salim, "Semua orang akan menjawab, yang
hidup lebih mulia dari yang mati. Sebab yang mati sudah jadi bangkai." Lalu
kata pendeta itu, "Kalau begitu Isa bin Maryam lebih mulia dari Muhammad bin
Abdullah. Sebab, Muhammad sudah meninggal, sementara Isa -- menurut keyakinan
Habib -- belum mati, masih hidup."
"Kalau begitu berarti ibu saya lebih mulia dari Maryam. Sebab, Maryam sudah
meninggal, sedang ibu saya masih hidup. Itu, dia ada di belakang," jawab Habib
Salim enteng. Mendengar jawaban diplomatis itu, si pendeta terbungkam seribu
bahasa, lalu pamit pulang. Ketika itu banyak kaum Nasrani yang akhirnya memeluk
Islam setelah bertukar pikiran dengan Habib Salim.
Habib Salim memang ahli berdebat dan orator ulung. Pendiriannya pun teguh.
Sejak lama, jauh-jauh hari, ia sudah memperingatkan bahaya kerusakan moral
akibat pornografi dan kemaksiatan. "Para wanita mestinya jangan membuka aurat
mereka, karena hal ini merupakan penyakit yang disebut tabarruj, atau
memamerkan aurat, yang bisa menyebar ke seluruh rumah kaum muslimin," kata
Habib Salim kala itu.
Ulama besar ini wafat di Jakarta pada 16 Rabiulawal 1389 (1 Juni 1969). Ketika
itu ratusan ribu kaum muslimin dari berbagai pelosok datang bertakziah ke
rumahnya di Jalan Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur. Iring-iringan para
pelayat begitu panjang sampai ke Condet. Jasadnya dimakamkan di kompleks Masjid
Alhawi, Condet, Jakarta Timur.
Almarhum meninggalkan dua putera, Habib Shalahudin dan Habib Novel yang juga
sudah menyusul ayahandanya. Namun, dakwah mereka tetap diteruskan oleh anak
keturunan mereka. Mereka, misalnya, membuka majelis taklim dan menggelar maulid
(termasuk haul Habib Salim) di rumah peninggalan Habib Salim di Jalan Otto
Iskandar Dinata.
Belakangan, nama perpustakaan Habib Salim, yaitu Al-Fachriyyah, diresmikan
sebagai nama pondok pesantren yang didirikan oleh Habib Novel bin Salim di
Ciledug, Tangerang. Kini pesantren tersebut diasuh oleh Habib Jindan bin Novel
bin Salim dan Habib Ahmad bin Novel bin Salim - dua putra almarhum Habib Novel.
"Sekarang ini sulit mendapatkan seorang ulama seperti jid (kakek) kami. Meski
begitu, kami tetap mewarisi semangatnya dalam berdakwah di daerah-daerah yang
sulit dijangkau," kata Habib Ahmad, cucu Habib Salim bin Jindan.
Ada sebuah nasihat almarhum Habib Salim bin Jindan yang sampai sekarang tetap
diingat oleh keturunan dan para jemaahnya, ialah pentingnya menjaga akhlak
keluarga. "Kewajiban kaum muslimin, khususnya orangtua untuk menasihati
keluarga mereka, menjaga dan mendidik mereka, menjauhkan mereka dari
orang-orang yang bisa merusak akhlak. Sebab, orangtua adalah wasilah
(perantara) dalam menuntun anak-anak. Nasihat seorang ayah dan ibu lebih
berpengaruh pada anak-anak dibanding nasehat orang lain."
Disarikan dari Manakib Habib Salim bin Jindan karya Habib Ahmad bin Novel bin
Salim
Rabu, 22 Januari 2014
Senin, 09 Desember 2013
Langganan:
Postingan (Atom)